Jumat, 11 Juni 2010

France 0 - Uruguay 0, hard game




more about "Ribery yellow card v Uruguay", posted with vodpod

Wordl Cup : First day




more about "France 0 - Uruguay 0", posted with vodpod

Rabu, 09 Juni 2010

JAWABAN ARIEL PETERPAN SOAL VIDEO MESUM YANG MIRIP DENGAN DIRINYA

Hiruk pikuknya berita video mesum antara Ariel - Luna Maya telah membuat jagat selebritis gonjang-ganjing. Tak kurang petinggi negara pun angkat bicara. Ini menunjukan bahwa posisi artis sebagai public figure benar-benar strategis di negara ini. Banyak pertanyaan yang muncul pada benak tiap orang yang mendengar atau membaca kejadian yang menimpa mereka berdua. Ada yang mungkin akan terjawab, mungkin juga justru banyak yang tidak akan terjawab. Ini menarik karena pada satu sisi ini berada pada ranah privasi,dan pada sisi lain secara fakta telah juga masuk pada ranah publik.

Read more >> http://ateep77.wordpress.com/2010/06/09/jawaban-ariel-peterpan-soal-video-mesum-yang-mirip-dengan-dirinya/

LANDMARK KABUPATEN SUBANG HILANG ?

URANG SUBANG DAN LANDMARKNYA : Kegelisahan yang harus dimuntahkan.

Kata siapa Landmark Kabupaten Subang itu Wisma Karya, atau Patung nanas, atau bahkan Sari Ater. Sejatinya yang menjadi landmark Kabupaten Subang adalah hamparan sawah sejauh mata memandang, lenguhan kerbau membajak sawah dan lengkingan kawih petani ditengah sawah.

Syahdan ketika krisis energy melanda, ribuan mesin pabrik mati, ratusan ribu kendaran teronggok sia-sia, ratusan ribu system informasi lumpuh. Ratusa Ribu buruh pabrik kembai ke desa. Sayangnya, ratusan ribu hektar sawah telah berubah jadi rumah, ratusan ribu kerbau diganti traktor. Tak ada yang bisa dilakuan diatas jalan aspal dan halaman beton Mall dan supermarket. Bahkan tidak pula ada yang diharapkan bisa dilakukan dari ribuan buruh pabrik yang tak pernah mengalami kerja kasar 12 jam sehari dibawah terik matahari hanya sekedar untuk mendapat upah 30 ribu rupiah. Seminggu hingga beberapa minggu keadaan masih normal. Setelah itu tatkala stok pangan tak lagi seimbang dengan populasi tiap desa dan Suplai bahan bakar dan energy lainnya terhenti, maka keadaan . Tak perlu menunggu waktu lama untuk terjadinya perambahan hutan. Apa yang bisa dijadikan bahan bakar pasti dibakar.

Menunggu bantuan ?

Tidak bisa. Seluruh daerah mengalami kejadian yang sama. Hal lebih buruk mulai terjadi ketika daya dukung hutan pun tak mampu mengimbangi kebutuhan populasi. Saat itu pula stok pangan akan habis. Apa mau dikata, Luas sawah yang ada tak kuasa mengimbangi populasi yang lapar. Lamanya waktu tanam padi hingga panen selama tiga bulan cukuplah untuk membuat orang lapar menjarah apa saja yang bisa dimakan. Tak bisa dihindari konflik Sumber Daya pangan ini akan membuat populasi susut drastic.

Disinyalir pelaku penjarahan yang akan paling beringas dan tak akan mengindahkan tata nilai adalah mereka yang lama bermukim di kota besar dan buruh-buruh industry manufaktur. Mereka adalah orang-orang selalu lapar dan tak kan mampu mengendalikan rasa laparnya.

Bukan hal mudah untuk membiasakan diri memegang cangkul, parang, sabit, dan sebagainya lalu menerima kenyataan bahwa dulu telah terjadi kesalahan pengambilan keputusan untuk meninggalkan pola kehidupan agraris dan pertanian, beralih memasuki pola kehidupan industry yang secara kasat mata telah berhasil menipu ratusan juta orang, hingga keyakinan beralih bahwa industry adalah the way untuk meningkatkan kesejahteraan. Penyadaraan itu telah terlambat meski ratusan juta rupiah tersimpan cash dalam saku, karena tidak ada komoditi pangan dan energy yang diperjualbelikan, perdagangan takan terjadi., jika pun sumber daya pangan dan energy itu ada maka tiap orang akan menyembunyikan untuk keperluan diri dan keluarganya.

Alam selalu akan menemukan kesimbangannya. Populasi akan menyusut . Korban untuk kesimbangan itu memang tidak sedikit, kebanyakan dari mereka adalah pengungsi dari kota dan buruh pabrik yang di PHK. Mereka yang bertahan adalah mereka yang bisa dan biasa bekerja kasar di ladang dan sawah. Mereka terselamatkan karena memang mereka terbiasa untuk mampu menahan lapar sambil tetap bekerja mengikuti irama alam dalam menumbuhkan tanaman pangan.

Menyusutnya populasi memberi ruang dan waktu bagi alam untuk tumbuh kembang kembali. Merambati dinding beton rumah dan gedung yang kosong ditinggal mati penghuninya.

Masyarakat kembali merapatkan diri dalam kelompok-kelompok kecil. Membangun ulang system masyarakat adat yang menyadari pentingnya silih asah, silih asuh, silih asih. Kacai jadi saleuwi, kadarat jadi salebak. Menghormati dan mencintai alam, mematuhi amanat Dewi Sri untuk tidak meninggakan leuit dalam keadaan kosong. Manut ngajaga lahan sangkan teu kapimilik ku deungeun- deungeun nu geus kabukti teu ngagunakan lahan sakumaha kuduna. Harita kakara kaharti kangaranan deungeun-dengeun, teu dulur teu baraya, nu dipikirana ngan ukur pakaya sorangan.

Saat ini harus dihitung ulang daya dukung lahan pertanian Subang berikut proyeksi jumlah populasi secara riil. Sensus 2010 tak bisa dijadikan standar ” ambang ketenangan” bahwa perubahan lahan pertanian menjadi kawasan industry masih bisa dilakukan. “Ambang kesadaran moral”lah yang harus diutamakan. Pengendalian kepemilikan lahan sesuai UU Agraria pun harus dikaji ulang. Sudahkan berhasil ditegakan ? Inventarisasi Tanah Ulayat (Tanah adat) harus dilakukan untuk mengetahui berapa ribu hektar yang telah beralih menjadi Tanah Negara, menjadi Tanah hak guna Usaha/bangunan atau bahkan menjadi tanah hak milik, untuk kemudian diupayakan revitalisasi dan pengembalian pada statusnya sebagai tanah ulayat/adat.

Tanpa itu semua maka sawah yang terbentang, dan leuit yang penuh sesak sebagai landmark subang akan hilang, maka tak kan terelakan kenyataan pahit akan terus terjadi: orang subang menjadi buruh di lahan-lahan dan di pabrik-pabrik yang dimiliki para pendatang yang tak kan pernah berfikir tentang sejahteranya rakyat subang, bahkan tak sungkan memerintah rakyat subang dengan bahasa mereka, justru di tanah rakyat subang.